kalau bukan karena hari itu saya pasti nggak akan pernah tau kalau ada traffic light yang bisa dipecet dulu baru bisa nyala. suatu ketidak tahuan yang cenderung terlihat bodoh.
saya tidak sedang menyalahkan diri sendiri. tetapi berbicara fakta tentang kebodohan (OMG! apa bedanya??)
ini kedua kalinya saya naik bus Batik Solo Trans atau yang lebih ngetren dengan nama BST. yah tidak bisa dipungkiri juga kalau saya cenderung maaf ndeso bukan bermaksud menjelekkan diri sendiri tapi memang begini adanya.
sebelum berangkat dengan berbekal buletin lpm kentingan edisi 29 . saya dan kawan-kawan menaiki BST dengan tenang karena di buletin itu sudah ada halte-halte yang dilewati BST . untuk melewati hari libur yang cukup membosankan pada saat itu kami semua memutuskan untuk melalui semua jalur BST mulai dari pasar pon sampai pasar pon lagi.
seperti naik bus biasanya,
saya dan kawan-kawan harus menunggu dahulu . dan ini karena bus sebelumnya pergi 15 detik sebelum kita sampai halte . menunggu . menunggu. dan menunggu. sedikit tidak membosankan sih karena bisa melihat-lihat peraturan-peraturan yang tertempel di halte dan juga berfoto-foto di halte. (sajak rapenting tapi rapopo lah) itung-itung dokumentasi.
setelah beberapa saat menunggu. akhirnya datang juga!!! bus yang kami tunggu-tunggu. BST telah datang dengan nomor BST 007
masuk kedalam bus. dan kami semua tidak tau harus berkata apa kepada kernet. akhirnya kami membayar 3000 perorang. saya kira kartu mahasiswa bisa berlaku untuk diskon 50% ternyata tidak sodara sodara. apa mungkin karena kita hanya jalan-jalan. mungkin kapan-kapan bisa deh dicoba naik BST ke kampus. -,-
halte-halte BST :
pasar pon - bank niaga - balai kota - pasar gedhe - RS. moewardi - indromoto - uns-palur - uns - RS.Moewardi - Pasar Gedhe - Bank Danamon - RS. Kustati - Gading - Koramil Serengan - Baron - Gendengan - Indosat - Solo Square - Kleco - Farokha - Solo Square - Stasiun Purwosari - RS. Kasih Ibu - SGM - Sriwedari - Pasar Pon
sampai di halte UNS
pak kernet melihat kepada kita dikiranya kita mau ke kampus kali ya.
sampai di halte palur.
semua orang di bus turun termasuk sopir dan kernet. kita semua clingak-clinguk nggak jelas.
A: weh pie iki? kok miduk kabeh? (hanya kita berlima yang masik duduk manis di BST)
*wah , bagaimana ini?? kok turun semua?
B: embuh i . ketoke jik mlaku tekan purwosari deh.
*gag tau i . kayaknya masih jalan sampai purwosari deh
C: heh! lha kok sopir e miduk? (panik)
*eh! kok sopirnya turun?
D: kosek2 takok kernet e.
*bentar-bentar tanya kernetnya
E: pak ? kok pada turun ya?
pak kernet : lha kan emang pada udah nyampe mbak??
A: ini sampe purwosari kan pak?
pak kernet: ohh iya , nunggu dulu . ini mau istirahat dulu.
A,B,C,D,E : tak kiro iki wes pemberhentian terakhir.
*ku kira ini sudah pemberhentian terakhir
-,-a geje
kami berlima menunggu didalam bus yang ditinggalkan oleh sopir dan kernetnya beristirahat. nah ini dia. berasa bus milik sendiri. berfoto dalam berbagai pose disini situ. dan yang saya tau. kaca BST itu transparan dan bisa dilihat dari luar. -,- ya sudahlah. ceklak ceklik ceprat cepret. smile. pissss..
|
berlima di BST |
pak sopir dan pak kernet datang kembali ke bus dan kita juga kembali duduk manis di bus. kita dimintain uang lagi sama pak kernet. katanya sekali jalan 3000. oh yayayaya.. bayar bayar bayarr...
|
menuju purwosari berasa bus pribadi xixixixi |
lapar! rasanya ingin segera makan. setelah menimang-nimang dengan masak. akhirnya kita memutuskan untuk makan di warung bakso Wahyu di depan stasiun purwosari << warung punya bapak sama ibu nya Wahyu
baru sampai di halte RS.Kustati lapar sudah semakin menjadi-jadi. rasanya pengen makan. laper. makan kayaknya enak nih, berharap sampai warung Wahyu sesegera mungkin. bzzzzz
sampai di halte depan indosat! kini saatnya mengisi peruutttt... bakso, teh anget, dan rambak cukup membuat kenyang perut saya. dan di warung Wahyu ini baksonya spesial loh. ada telor ayamnya didalem bakso. yummy
. makan bakso membuat isi dompet saya berkurang 7500 rupiah.
untuk pulang ke rumah lagi (kami memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan sampai halte-halte berikutnya) kami harus menyebrang dahulu. kami menyebrang zebracross depan indosat dan disaat menyebrang ini.
celingak-celinguk lagi gara-gara nggak bisa nyebrang.
bapak-bapak yang lagi duduk di trotoar : mbak mbak . itu tombolnya dipencet dulu.
A: eh ? tombol endi sih??
*tombolnya mana sih ?
B: hah? opo? emang ana tombol ya?? (melihat kebelakang)
*hah? apa? emang ada tombol ya??
C: wes tak dudul ki tombol e ning kok bangjo ne ora ijo-ijo ya?? (tombol di traffic light pejalan kaki)
*udah aku pencet tombolnya tapi kok lampunya nggaj ijo-iji ya??
D: eh selak ditinggal bus neh lhooo. (bus udah dihalte)
*keburu ditinggal bis lagi loh..
E: (menyebrang tanpa rasa bersalah) << padahal lampuny belum ijo buat pejalan kaki.
oke. sampai didalam bus. :| saya sudah nggak tahan lagi pengen ketawa. itu tombol barusan apaan ya??? belum pernah nyobain. kapan-kapan saya mau kesana lagi ah buat nyobain.
didalam bus membayar lagi 3000. jadi seharian ini keluar uang 9000 rupiah untuk naik BST. harga yang tidak terlalu mahal untuk mengetahui lagi tentang Solo.
karena tombolnya nggak sempet kefoto, dua orang teman saya yaitu popo dan unet rela kembali ketombol itu lagi hanya untuk mengambil gambarnya aja.
.
|
tombol traffict light / bangjo |
kesimpulannya:
1. ada baiknya mencoba fasilitas kota. biar tau dan sedikit tahu tentang kota sendiri. :|
2. cukup memalukan tinggal disolo bertahun-tahun dan hal seperti ini saja saya tidak tau.
haduuuuuhhh
cc : @epiepay @pipitpipot @uneeth @powsung